Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistem Bilangan Desimal

Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang paling umum digunakan di dunia, terutama dalam matematika dan ilmu pengetahuan. Sistem bilangan desimal menggunakan 10 digit, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9, untuk merepresentasikan semua angka. Setiap digit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung pada posisinya dalam angka.

Misalnya, dalam angka 543, digit 5 mewakili nilai lima ratus, digit 4 mewakili nilai empat puluh, dan digit 3 mewakili nilai tiga. Oleh karena itu, angka 543 dapat ditulis sebagai 5 x 100 + 4 x 10 + 3 x 1.

Sistem bilangan desimal juga menggunakan titik desimal untuk memisahkan bagian bulat dan bagian pecahan dari angka. Misalnya, dalam angka 3,14, digit 3 mewakili bagian bulat dan digit 1 dan 4 mewakili bagian pecahan.

Sistem bilangan desimal memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan, yaitu sulit digunakan untuk menghitung angka yang sangat besar atau sangat kecil.

Untuk menghitung angka yang sangat besar atau sangat kecil, biasanya digunakan notasi ilmiah yang menggunakan eksponen untuk merepresentasikan angka. Dalam notasi ilmiah, angka ditulis sebagai produk antara bilangan yang lebih kecil dari 10 dan sebuah pangkat sepuluh. Contohnya, 123.456 dalam notasi ilmiah ditulis sebagai 1.23456 x 10^2, yang berarti 1.23456 dikalikan dengan sepuluh pangkat dua.

Selain itu, sistem bilangan desimal juga dapat melakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dalam operasi matematika, digit yang memiliki nilai yang sama ditempatkan pada kolom yang sama dan dilakukan operasi matematika pada setiap kolomnya.

Misalnya, dalam penjumlahan 123 + 456, digit satu ditempatkan pada kolom satuan, digit dua ditempatkan pada kolom puluhan, dan digit tiga ditempatkan pada kolom ratusan. Kemudian, dilakukan operasi penjumlahan pada setiap kolomnya. Hasilnya adalah 579.